Tuesday, May 10, 2016

Market Place | Ismail Marzuki

Makalah Tentang MarketPlace
Di buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Pengembangan Dan Implementa”



Di Susun Oleh :
M Ismail Marzuki 4114077
Kelas : B


FAKULTAS TEKNIK PRODI SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM JOMBANG
TAHUN ANGKATAN 2016




KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Maksud dan tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan Program Studi Strata I pada Jurusan Sistem Informasi di Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
Penulis merasa bahwa dalam menyusun laporan ini masih menemui beberapa kesulitan dan hambatan, disamping itu juga menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainnya, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.
Menyadari penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1.Dusen Pengampu  2. Teman – Teman
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


Jombang 11 Mei 2016
Penulis


DAFTAR ISI


































BAB I
PENDAHULUAN



    1. Latar Belakang

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, penggunaan Teknologi Informasi/Sistem Informasi (TI/SI) dalam perusahaan ataupun institusi merupakan hal yang semakin wajar dan umum ditemukan. Penggunaan teknologi informasi cenderung menjadi sebuah kebutuhan bagi institusi dalam membantu serta mendukung berjalannya sebuah proses manajemen, selain itu juga untuk memberikan nilai tambah (added value) dan sekaligus sebagai keunggulan dalam menghadapi persaingan (competitive advantage) bagi sebuah perusahaan maupun institusi diantara para pesaingnya di dalam menjalankan operasional dan bisnisnya.
Selain daripada pentingnya penggunaan TI dalam era informasi seperti sekarang ini, dalam institusi maupun perusahaan juga membutuhkan adanya sebuah transparansi atau keterbukaan. Keterbukaan disini merupakan data atau informasi bagi masyarakat yang dapat diakses sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketersediaan informasi dan kejelasan bagi masyarakat umum untuk mengetahui proses penyusunan, pelaksanaan, serta hasil yang telah dicapai melalui sebuah kebijakan publik merupakan salah satu bentuk keterbukaan yang dibutuhkan untuk menunjang sebuah kegiatan agar hasilnya lebih baik, seperti pemerintah yang bersih dan responsif terhadap kepentingan masyarakat dan juga perkembangan aspirasi (Bakhtiar, n.d.).



    1. Identifikasi Masalah


Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Apakah ada pengaruh implementasi e-procurement terhadap partisipasi e-marketplace?
  2. Apakah ada pengaruh kepercayaan sebagai variabel moderator terhadap implementasi e-procurement dan partisipasi e-marketplace?

    1. Tujuan Penulis


Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka adapun tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Untuk mengetahui pengaruh implementasi e-procurement terhadap partisipasi e-marketplace.
  2. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan sebagai variabel moderator terhadap implementasi e-procurement dan partisipasi e-marketplace.



    1. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dalam penelitian adalah :
Bagi Penulis:
  1. Untuk mengetahui dan memahami serta memperdalam bagaimana pengaruh sebuah aplikasi atau sistem seperti e-procurement terhadap efisiensi sebuah instalasi yang berdampak pada kinerja (dalam hal ini bidang pengadaan)


Bagi Pembaca:
  1. Sebagai acuan dan masukan untuk selanjutnya melakukan penelitian dengan topik yang sama.
  2. Sebagai penambah ilmu pengetahuan dan ide dalam melakukan penelitian yang  sama dengan menggunakan variabel yang baru.






BAB II
PEMBAHASAN


    1. Pengertian MarketPlace


E-Marketplace merupakan media online berbasis internet (web based) tempat melakukan kegiatan bisnis dan transaksi antara pembeli dan penjual. Pembeli dapat mencari supplier sebanyak mungkin dengan kriteria yang diinginkan, sehingga memperoleh sesuai harga pasar. Sedangkan bagi supplier/penjual dapat mengetahui perusahaan-perusahaan yang membutuhkan produk/jasa mereka.
E-MarketPlace merupakan model E-Business yang berhubungan dengan penjual dan pembeli (seller & buyer). E-MarketPlace di Indonesia merupakan salah satu media penggerak ekonomi nasional dalam rangka menghadapi era globalisasi. Untuk itu, perlu dikembangkan E-MarketPlace yang teratur, wajar dan efisien.
Pada umumnya E-MarketPlace yang efisien dapat meningkatkan iklim investasi di perusahaan dan memudahkan arus input output barang.
E-MarketPlace yang kami rancang ditujukan sebagai gambaran khusus dari E-MarketPlace, dimana penjual dan pembeli dikhususkan dibidang transaksi barang dagangan. Jadi sistem yang dibuat digunakan sebagai perantara B2B  (Bisnis To Bisnis). (Khalista)

    1. Komponen MarketPlace

  1. Konsumen (Consumer)
Setiap pengguna internet berpotensi untuk menjadi konsumen/pembeli E-Marketplace.

  1. Penjual (Seller)
Pihak yang menjual barang/jasanya di Marketplace.


  1. Barang (Product)
Produk/jasa yang dijual, baik berupa fisik atau digital.


  1. Front-End
Halaman muka web yang terlihat oleh user, meliputi: katalog , keranjang belanja, search engine dan payment gateway.


  1. Mitra Bisnis (Intermediaries)
Perantara yang menghubungkan antara penjual dan pembeli.


  1. Dukungan Pelayanan (Support Services)
Jasa pendukung, meliputi: pengesahan sertfikat, jaminan orang ketiga sampai penyedia layanan.


  1. Infrastruktur
Hal yang terkait dengan Marketplace, meliputi jaringan elektronik, hardware, software dll.


  1. Back End
Aktivitas yang berkaitan dengan pemenuhan pesanan, manajemen persediaan, pembelian dari suplier, proses pembayaran, packing dan pengiriman barang.



    1. Evolusi MarketPlace

Karena berkembangnya teknologi internet, secara tidak langsung membentuk sebuah pasar atau arena perdagangan tersendiri yang kerap dinamakan sebagai e-Marketplace (beberapa praktisi manajemen menyebutnya sebagai Marketspace). Sebagaimana pasar dalam pengertian konvensional, yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli, di dalam e- Marketplace berinteraksi pula berbagai perusahaan-perusahaan di dunia tanpa dibatasi oleh teritori ruang (geografis) maupun waktu. Beragam produk dan jasa dalam berbagai bentuknya dicoba ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan yang telah “go internet” ini dalam berbagai domain industri, sehingga menghasilkan suatu nilai dan volume perdagangan yang tidak kalah besar dari pasar konvensional. Di dalam dunia maya, secara prinsip, e-Marketplace berkembang melalui empat tahapan evolusi berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh Warran D. Raisch. Keempat tahapan evolusi tersebut masing-masing adalah: Commodity Exchanges, Value-Added Services, Knowledge Networks, Value Trust Networks. (Ipan)


  1. Commodity Exchanges
Awal terbentuknya sebuah E-Marketplace adalah dimana terdapat berbagai pihak atau entiti yang memiliki tujuan utama dalam berdagang. Sifat komoditas yang paling cocok diperdagangkan dalam E-Marketplace adalah produk atau jasa. Alasannya adalah karena selain sesuai dengan karakteristik transaksi dagang yang cepat dan berjangka pendek, barang-barang komoditas ini mudah sekali menentukan harganya sehingga tidak sulit jika dipertukarkan secara internasional (dengan memakai standar pembayaran semacam kartu kredit dan transfer bank).


  1. Value-Added Services
Evoulusi selanjutnya dari E-Marketplace adalah akan terbentuknya sebuah tempat dimana terciptanya sebuah bentuk-bentuk penawaran baru terhadap metode jual-beli yang sudah ada di suatu pasar konvensional. Filosofi utama yang mendasari jenis perdagangan ini adalah suatu pandangan yang mengatakan bahwa setiap konsumen (atau calon pembeli) adalah unik, sehingga mereka sebenarnya mengharapkan untukmemperoleh atau dapat membeli produk atau jasa yang khusus sesuai dengan kebutuhan atau kesukaan masing-masing individu. Dengan kata lain, perusahaan harus mampu menghasilkan dan menawarkan produk atau jasa yang dapat di tambahsulam-kan (tailor made) sesuai dengan keinginan unik pelanggan. Selain variasi produk yang dapat disesuaikan, harga, cara pengiriman, lama garansi, jenis asuransi, dan hal-hal lain pun dapat dipilih sesuka hati konsumen. Di e-Marketplace, hal ini sangat mudah dilakukan karena banyak sekali aspek-aspek penciptaan produk atau jasa yang dapat dengan mudah di-digitalisasi-kan. Semakin hal serupa tidak dapat dilakukan di pasar konvensional, semakin besar value added yang ditawarkan oleh e-Marketplace. Industri dengan produk -produk yang dapat di - digital-kan merupakan primadona di e-Marketplace ini seperti: media dan publikasi, musik dan rekaman, hiburan, kurir, dan lain sebagainya.


  1. Knowledge Networks.
Evolusi ketiga dari E-Marketplace adalah sebuah perkumpulan yang berbasiskan pengetahuan. Dalam hal ini hal yang menjadi titiknya adalah sumber daya manusia dengan kompetensi dan keahlian yang beragam. Interaksi antara perusahaan dengan mitra bisnis, stakeholder (yang berkepentingan), dan konsumen merupakan tidak hanya merupakan sebuahkomunikasi pasif belaka, namun di dalamnya terkandung aspek-aspek pengetahuan yang secara sadar atau tidak saling dipertukarkan. Lihatlah bagaimana dengan hanya berbekal fasilitas browsing dan situs-situs portal, seseorang yang sangat awam di bidang tertentu dalam waktu singkat dapat memiliki berbagai referensi berharga berkualitas tinggi untuk dipelajari. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa hanya dengan berbekal email dan situs (homepage), seorang individu dapatmengembangkan bisnis dengan berbagai sumber daya data dan informasi yang telah tersedia gratis di internet. Di samping itu, perusahaa n pun dapat “belajar” banyak dari perusahaan-perusahaan lain, baik yang merupakan mitra bisnis atau pun para pesaingnya. Konsumen pun menjadi bertambah “pintar” karena hampir tidak ada lagi hal yang dapat disembunyikan oleh para penjual produk atau jasa. Hampir tidak ada lagi produk atau jasa dengan kualitas buruk yang mampu bertahan lama di pasaran karena konsumen akan “diberitahu” oleh sumber-sumber lain melalui internet mengenai produk atau jasa yang buruk mutunya tersebut. E-Marketplace ini secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas perdagangan di dalam kehidupan manusia, karena sudah tidak ada lagi yang dapat dikelabui atau “dibodohi” oleh siapapun. Setiap tawaran, ajakan, data, maupun informasi dapat dengan mudah dicek kebenarnnya di internet.


  1. Value Trust Network
Evolusi terakhir dari E-Marketplace adalah value trust network. Evolusi terakhir dari e-marketplace ini merujuk pada sebuah jaringan yang merupakan bertemunya berbagai individu, komunitas, institusi, perusahaan, bisnis, pemerintah, negara, dan entiti lainnya. Sebuah workgroup akan terbentuk di dalam sebuah dunia maya dengan berbagai dan bermacam-macam kepentingannya masing-masing. Interaksi ini akan terwujud jika jaringan dari sebuah marketplace dapat dipercaya dalam konteks ini adalah security yang aman. Berbagai prasyarat yang harus dipenuhi oleh e-Marketplace untuk menuju kepada lingkungan tersebut di antaranya adalah: faktor keamanan dalambertransaksi, jaminan privasi dalam berkomunikasi, adanya standar pertukaran informasi antar institusi yang disepakati, dan berlakunya hukum dunia maya yang efektif.



    1. Tipe – Tipe MarketPlace


Seperti yang kita ketahui, pada saat ini yang namanya bisnis melalui internet selalu berkembang dari waktu ke waktu, selain sebagai media pemasaran, berbisnis melalui internet juga memiliki banyak keunggulan seperti tidak ada biaya untuk offline store, karyawan, dan juga jangkauan area market yang lebih luas. Kebanyakan orang maupun perusahaan yang berbisnis melalui internet menggunakan konsep Business to Customer (B2C) untuk melakukan kegiatan bisnis mereka, namun pada saat ini banyak juga perusahaan yang menggunakan konsep Business to Business ( B2B) yang dikarenakan dengan konsep ini memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan volume orderan lebih banyak dibandingkan jika mereka berjualan secara satuan. (Eduart)





BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan


Pasar sebagai tempat (Marketplace) sebagai sistem, duaduanya menjadi arena bagi kepentingan elit ekonomi politik sepanjang masa sejak kelahirannya. Secara historis dan sosiologis, pasar-pasar sebagai tempat bertransaksi antara penjual dan pembeli baik dalam satu komunitas maupun di luar komunitas, tumbuh alamiah seiring dengan perkembangan masyarakat setempat, bukan dibentuk by-design. Para pembentuk komunitas pasar pada akhirnya bersepakat untuk menetapkan waktu dan tempat untuk melakukan transaksi tidak terbatas pada transaksi ekonomi jual-beli, tetapi juga transaksi dalam bentuk lain. Jika di awal mereka tidak terorganisir, namun seiring

dengan perkembangan waktu dan jumlah peserta yang bergabung, mau tidak mau harus menjalankan semacam norma dan aturan yang terbentuk dan melembaga.

0 comments:

Post a Comment